Prioritas.co.id.Masamba – Jalan lintas provinsi yang membelah Kota Masamba, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan hingga Rabu sore (15/7/2020) masih belum bisa dilalui kendaraan. Narasumber Prioritas.co.id, Irvan Simabura yang ikut mengungsi bersama ribuan korban banjir menyampaikan, sepanjang Jalan Sudirman, Kota Masamba masih tertimbun material lumpur dengan ketebalan mencapai 3 meter.
“Hingga sore ini, akses jalan lintas masih belum bisa ditembus. Relawan masih terlihat berjibaku menyingkirkan lumpur sisa banjir dengan dukungan dua unit alat berat,’ kata Irvan, Rabu (15/7/2020) melalui ponselnya pasca banjir bandang yang juga melumpuhkan infrastruktur telekomunikasi.
Irvan menambahkan, kondisi tersebut menyebabkan tertutup nya akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak. Akibat lain yang ditimbulkan banjir bandang, lanjut dia, juga telah mengakibatkan akses komunikasi terkendala dan saat ini hanya satu provider saja yang bisa digunakan.
Ia menyampaikan, bencana banjir yang terjadi ditengah pandemi COVID-19 telah meluluhlantakan kota Masamba dan sebagian besar Kabupaten Luwu Utara. Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah kabupaten tersebut menyebabkan meluapnya aliran Sungai Masamba, Rongkang dan Rada. Akibatnya, pada hari Senin (13/7), enam kecamatan disapu banjir bandang. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Masamba, Baebunta, Sabbang, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.
“Belum bisa ditaksir kerugian yang akibat banjir bandang tersebut. Yang pasti, ribuan masyarakat saat ini terpaksa mengungsi menunggu situasi dinyatakan aman,” kata Irvan.
Berdasarkan data Pusat Krisis Kesehatan, tambah dia, sebanyak 19.720 penduduk terdampak banjir bandang tersebar di enam kecamatan. Data Badan Penanggulangan bencana hari ini mencatat, 16 orang meninggal dunia dan dilaporkan sebanyak 23 orang masih dalam pencarian pasca banjir. Sebanyak 18 orang mengalami luka ringan dan mendapat perawatan di RSUD Masamba.
“Dalam pengungsian masyarakat terdampak sangat membutuhkan air bersih, obat-obatan dan makanan siap saji,” tutup Irvan yang juga merupakan pegawai salah satu rumah sakit di Masamba. (Dani)