Anggota DPRD Sumsel Kaget, Swam Bufallo Center yang Dibangun Dengan Anggaran Rp50 M Hanya Punya 15 Penghuni

0
603
Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel, Abusari bersama sejumlah anggota DPRD lainnya meninjau Awam Bufallo Center, Rabu (13/5/2020)

Prioritas.co.id.Sumsel – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Abusari SH M.Si mengaku kaget Pusat Penelitian dan penangkaran Kerbau Rawa (Swam Bufallo Center) di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin yang dibangun dengan anggaran Rp 50 miliar ternyata hanya dihuni 15 ekor kerbau rawa. Menurut dia, luasnya area berkapasitas 1200 ekor kerbau serta megahnya bangunan tak sebanding dengan jumlah penghuninya.

“Aneh rasanya bangunan yang begitu luas dan mampu menampung 1200 ekor kerbau hanya berisi 15 ekor kerbau saja. Saya tak habis pikir bangunan yang besar dan lengkap dengan berbagai fasilitas ini pasti membutuhkan biaya perawatan atau operasional yang juga besar, apa gak rugi kalau hanya menempatkan 15 ekor kerbau yang hanya memproduksi kotoran yang digunakan sebagai pupuk kandang,” ungkap Abusari Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel melalui pesan singkatnya usai meninjau Pusat Penangkaran Kerbau Rawa bersama sejumlah anggota DPRD Sumsel lainnya, Kamis (15/5/2020).

Politikus Partai Amanat Nasional yang juga mantan Ketua DPRD Musi Banyuasin ini, secara khusus menyoroti kinerja OPD Pemprov Sumsel, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan yang menangani bidang tersebut. Ia menilai Dinas tersebut telah mengabaikan sudut ekonomis penangkaran kerbau rawa yang dibangun dengan biaya mahal tersebut.

Karena, dia yakin jika dikelola dengan benar, pusat penangkaran tersebut akan menjadi salah satu lumbung Pendapatan Asli Daerah (PAD).Dia mempertanyakan,apakah pemerintah tidak menghitung dari sudut ekonominya berapa income dari 15 ekor kerbau yang sudah hampir setahun dipelihara jika hanya memproduksi kotoran yang digunakan untuk pupuk kandang.

“Coba hitung biaya pemeliharaan ternak 15 ekor kerbau, baik upah buruh/ pegawai dana operasional baik listrik,PDAM,perawatan gedung kantor. Belum lagi Azaz manfaat bangunan yang sudah menghabiskan biaya lebih kurang Rp 50 milyar yang dikeluarkan melalui dana APBN.
Ini sungguh terlalu! besarlah pasak daripada tiang. Mari berfikir positif memanfaatkan yang sudah ada sehingga menjadi berdayaguna. Nantilah kalau mau cerita untung,”tukasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ruswan tidak menampik apa yang disampaikan Abusari Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel. Namun ia mengingatkan bahwasanya Swam Bufallo Center baru diserahterimakan dan dikelola Pemprov Sumsel awal tahun ini.

“Pusat Penangkaran kerbau rawa tersebut diawali pembangunannya pada tahun 2015 dan rampung pada tahun 2019 kemudian tahun 2020 diserahkan ke Pemprov Sumsel. Untuk kerbau yang saat ini berjumlah 15 ekor, pengadaan nya sudah kita anggarkan sebelumnya APBD Provinsi Sumsel 2019,” kata Ruswan melalui ponselnya, Jum’at (15/5/2020).

Ruswan memaparkan, Pembangunan dan Pengembangan “Swamp Bufallo Centre” yaitu Pusat Pengembangan & Pelatihan terpadu terkait kerbau di Provinsi Sumsel Pembangunannya dilaksanakan pada tahun 2015 diatas lahan seluas 27 hektar di kawasan Rambutan Desa Rambutan, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.

Tujuan pusat pengembangan Kerbau Rawa ini, lanjut dia, juga sebagai Pusat Pembiakan (Breeding), perbaikan dan pengembangan genetika populasi kerbau Pampangan sebagai salah satu Plasma Nutfah asli Indonesia dan menjadikan kerbau Pampangan sebagai salah satu jenis Kerbau Rawa (swamp buffalo) terbaik di dunia.

” Kami malah punya rencana melakukan pembiakan kerbau bule yang konon harganya mencapai ratusan juta rupiah,” pungkasnya. (Dani)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here