Pembangunan Pabrik Bahan Bakar Nabati di Muba Mendapat Dukungan Dari BPDPKS dan Amerika Serikat

0
171

Prioritas.co.id.muba –  Dukungan Pembangunan Pabrik IVO-CPO atau pengolahan kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati (BBN) yang digagas oleh Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin terus mendapatkan sinyal kuat dan dukungan dari berbagai pihak. Mulai Kementerian ESDM, Menko Perekonomian, Kemenristek, dan legislatif di tingkat pusat ikut fokus. Fantastis lagi, Inovasi energi terbarukan ini pun mendapat dukungan maksimal dari Badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDPKS) dan negara Amerika Serikat.

Hal ini diketahui setelah Bupati Muba Dodi Reza memaparkan kesiapan Muba membangun pabrik Industry Vegetable Oil – Cruse6Palm Oil(IVO-CPO ) di Muba dalam Rapat Koordinasi Persiapan dan Pengembangan Program Hibah Compact II Millenium Challenge Corporation (MCC) Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat. Rapat digelar di Ruang Rapat Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Direktur Utama BPDPKS, Doni Boestami menyampaikan  dukungan dari BPDP-KS implementasi pembangunan pabrik IVO agar berjalan baik dengan skema bantuan dana investasi dari BPDP-KS maupun dari lembaga MCC dana hibah dari negara Amerika Serikat untuk program membantu masyarakat.

“Pemkab Muba bersama BPDPKS siap, dan segera dijalankan untuk mendirikan pabrik IVO ini  Apa yang perlu dijalankan segera dikerjakan, Kabupaten Muba sudah sejak lama menggagas rencana ini. Republik kita perlu contoh, nah kalau ini cepat terealisasi tentu cita-cita pemerintah pusat untuk menciptakan energi terbarukan dapat terwujud,”ujar Dono.

Senada dikatakan Direktur Kemitraan, Muhammad Feriyan. Ia mengatakan, paparan Bupati Dodi mengenai kondisi PSR di Muba sudah sangat layak dan memenuhi syarat untuk mendirikan pabri IVO CPO di Kabupaten Muba.

“Intinya BPDPKS siap mendukung, segera  siapkan Tim implementasi pabrik IVO dengan menyiapkan data ketersedian bahan baku, kelembagaan pekebun, peta jalan yang terintegrasi dengan pabrik dan kebun sawitnya,”ucapnya.

Nation Coordinator dan Development Compact II Millenium Challange Corporation (MCC), Maurin Sitorus menjelaskan

MCC dibentuk oleh Pemerintah Amerika untuk menyalurkan dana hibah dalam rangka memerangi kemiskinan, melaui penumbuhan ekonomi yg berkelanjutan. Jadi syaratnya harus menyentuh orang miskin. Kalau suatu negara bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu angka kemiskinan akan turun.”

Namun, lanjut dia,  untuk sekarang tahap pertama sudah habis masanya pada September 2019 yang lalu. Sekarang ini  sedang disiapkan  daerah mana untuk masuk tahap kedua. Syarat lainnya dari MCC bisa skema pembiayaan menciptakan energi terbarukan.  “Pertimbangan MCC tahap pertama  dapat laksanakan sangat baik, nah di pemerintah jokowi kebijakan ekonomi kuat dan pemberatasan korupsi bagus, Maka ada bantuan tahap kedua, walaupun panjang prosesnya, dan bisanya ditahun 2022,” ulasnya.

Bupati Muba, Dr H Dodi Reza Alex, menegaskan Kabupaten Muba siap untuk pembangunan pabrik IVO-CPO, sesuai kriteria yang dibutuhkan.  Mengenai ketersediaan bahan baku, Dodi meyakinkan stoknya sudah ada.

“Kami juga sudah melakukan peremajaan kebun kelapa sawit dan bisa berpotensi sampai 50.000 hektar nanti, sekarang sudah terealisasi 15.0000 hektar. Artinya produktivitas bisa sampai naik, maka kebutuhan bahan baku dari Muba bisa dipastikan menjamin perhitungan ekonominya,” terangnya.

Selain itu untuk faktor jarak lokasi perkebunan sawit dan pabri IVO-CPO sudah kami pertimbangkan. Karena akan melibatkan petani yang punya kebun peremajaan, maksimal 5 km ke lokasi pabrik.

“Oleh karena itu saya setuju, yuk proses segera kita jalankan. Intinya Kami sudah punya komposisi, kami punya kebun, dukungan kelembagaan, melibatkan KUD dan petani rakyat dan yang terpenting komitmen pemerintah daerah,” tegasnya.

“Kalau Pemkab Muba tidak komitmen mendukung, mana mungkin petani sawit rakyat bisa jalan seperti sekarang.  Selain itu juga telah kerjasama dengan pihak ITB. Tinggal kita pertajam lagi. Ayo kita sambungkan sehingga bisa menjadi kertas kerja yang sudah ada parameter diatas, kami siap menjadikan ini percontohan. Sehingga konsep menciptakan green energi, green biofuel dari small holder (petani rakyat) bisa jalan,” imbuhnya.

“Terkait skema pembiayaan MCC, saya tertarik sekali, dengan konsep mengedepankan ekonomi mikro. Landasan mengapa kami mengedepankan program PSR ini, karena sebagian besar masyarakat Muba bergantung pada komoditas sawit, kadang ada pada kondisi tertentu penurunan, nah kalau ini tentu masuk kriteria MMC,” tambahnya.

Tentang syarat lingkungan,  Muba  telah mengupayakan membangun dan mengelola kebun dengan baik dan benar, ramah lingkungan, tidak memperkerjakan anak dibawah umur, tidak membuka lahan tanpa bakar, memperbaiki legalitas pekebun, meningkatkan SDM sehingga meningkatkan daya saing.

“Sawit ini memang mensejahterakan rakyat, kalau perusahaan sudah banyak di Muba tapi yang namanya petani ini yang harus kita berdayakan. Oleh karena itu kami siap tindak lanjuti,l. Apa yang diperlukan dalam skema pendanaan MMC ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Muba Dodi Reza juga mendapat undangan dan dukungan dari Kemenristek untuk pembangunan pabrik IVO-CPO di Muba.

Tim Pembangunan Pabrik Industrial Vegetable Oil dan Crude Palm Oil

(IVO-CPO), Dr IGBN Makertihartha mengungkapkan realisasi pembangunan pabrik IVO dan CPO di Muba yang di inisiasi Bupati Muba Dodi Reza sudah sangat tepat dilakukan dan dapat menjadi proyek industri percontohan di Indonesia.

“Proyek ini juga sangat selaras dengan misi Presiden RI Joko Widodo, selain mendorong peningkatan kesejahteraan petani sawit, realisasi pembangunan pabrik IVO dan CPO di Muba ini juga akan menjadi pilot project di Indonesia,” ungkapnya.

Ketua Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Teknik Kimia ITB ini juga menjelaskan, hasil turunan produksi pabrik IPO juga akan menghasilkan bahan bakar nabati berupa biofuel, avtur hijau, dan gasoline yang kualitasnya di atas bahan bakar minyak pada umumnya.

“Jadi, pemanfaatan TBS di Muba nantinya dapat terserap dengan baik dan sangat menguntungkan,” jelasnya.

Lanjutnya, jadwal perencanaan pembangunan pabrik IPO akan difinalkan pada awal Desember 2019 dan pada awal 2020. Pembangunan dimulai dan untuk lokasi yang sudah di survei yakni di Kecamatan Sungai Lilin.

“Untuk pembangunan diprediksi akan memakan waktu satu tahun sehingga awal 2021 operasional pabrik sudah dimulai,” terangnya.(humas)

Post by Darul Qutni

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here