Prioritas.co.id,Pringsewu – Menelisik anggaran bumdes pekon Gunung Raya, kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, tahun anggaran 2016 hinga 2017 senilai ” Rp.65.000.000″ , kuat dugaan ” fiktif”.
Seperti yang dikemukakan salah satu warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya membeberkan, anggaran penyertaan modal Bumdes tahap ke satu 2016 sebesar Rp. 25.000.000 serta tahap kedu tahun 2017 sebesar Rp. 40.000.000 dengan keseluruhan total 65.000.000, terkesan raip tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas dari pengurus Bumdes baik itu ketua maupun bendahara Bumdes itu sendiri.
” Program Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) pekon gunung raya 2016 hingga 2017 ini ada kepengurusan namun tidak ada program atau kegiatan. Bumdes di pekon ini yang saya ketahui jumlah uangnya itu ada 65 juta, ” terangnya kepada media ini, Sabtu (5/1/20).
Toni selaku ketua Bumdes saat dikonfirmasi di kediamannya mengatakan, bawa bumdes tahun 2016-2017 itu berjalan, namun dirinya tidak bisa memberikan keterangan kepada awak media ini lebih dalam.
” Ini aku sampaikan bahwa tentang Bumdes pekon Gunungraya 2016-2017 itu berjalan dengan baik ,karena uang Bumdes kami pinjamkan pada warga setempat untuk dikembangkan sebagai modal sesuai kebutuhan mereka tetapi, warganya saja yang payah pinjamnya mudah tetapi mengembalikannya sangat sulit sekali, ” terang dia.
Terpisah, ketika awak media menyambangi kediaman “Jono” selaku bendahara Bumdes, sang bendahara terkesan menghindar, lebih memilih untuk bersembunyi di kebun dan tidak mau ditemui awak media untuk dikonfirmasi.
Dihari yang sama, kepala pekon Gunungraya Toyim Yusuf ketika dimintai tanggapan terkait bumdes tersebut mengungkapkan, bahka kepengurusan bumdes pada tahun anggaran 2016 – 2017 dirinya mengaku sama sekali tidak mengetahui pembukuannya karena pada saat itu ia belum menjabat sebagai kepala pekon. Toyim Yusuf mengaku bahwa dirinya sudah sangat kesal dengan pengurus Bumdes pasalnya, berulang-kali dirinya menyampaikan kepada pengurus Bumdes untuk segera membuat berita acara pertanggungjawaban kejelasan kepengurusan Bumdes, tetapi seolah-olah pihak pengurus Bumdes sendiri tidak mau menggubrisnya bahkan, beberapa minggu yang lalu, pekon mengundang pengurus Bumdes untuk mengikuti pelatihan Bumdes di pekon, namun tidak ada satupun dari mereka baik itu ketua bendahara sampai anggotanya yang hadir.
” Saya sama sekali tidak tahu pembukuan bumdes tahun 2016-2017 karena saat itu saya belum menjabat kepala pekon. jujur saya merasa teramat kecewa dengan kepengurusan bumdes di pekon gunung raya, pada beberapa minggu yang lalu mereka diundang secara resmi untuk mengikuti kegiatan pelatihan Bumdes namun tidak ada satupun dari mereka yang hadir pada saat itu termasuk ketua bendahara hingga anggota Bumdes. lebih ironis nya lagi, belum lama ini bendahara Bumdes datang ke rumah saya, hanya membawa kopelan kertas yang berisikan data-data nama warga yang meminjam modal Bumdes, tanpa melampirkan berita acara tertulis hanya sekopelan kertas tulis tangan, dan akhirnya sayapun menolaknya karena apa yang diserahkan kepada saya itu sama sekali tidak jelas dan saya meminta untuk dibuat berita acara yang betul-betul mendetil agar bisa untuk dipertanggungjawabkan karena, jika tidak melalui berita acara tersebut saya takut malah justru akan bermasalah bagi saya nantinya mengingat uang Bumdes tahun 2016-2017 itu tidak sedikit, “ungkapnya. (Davit)