Prioritas.co.id,Lumajang- Pemerintah Kabupaten Lumajang berkomitmen memprioritaskan pengoptimalan pertanian padi anorganik menuju organik.
Hal ini disampaikan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, M.ML., pada Panen Raya Padi, di Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Jum’at (27/12/19).
“Kami pemerintah nyok opo carane (gimana caranya) beras di Lumajang ini tetap memiliki harga yang mahal dan tetap memiliki daya saing sing lui apik (yang lebih bagus), maka kami berkeputusan untuk beralih dari pertanian anorganik menuju organik,” ujarnya..
Bupati mengeklaim bahwa Lumajang merupakan kabupaten yang hasil pertanian berasnya surplus. “Hasil pertanian padi kita mencapai 170.000 sampai 200.000 ton yang terkonsumsi per tahun, Sementara lebihnya 400.000 ton tidak terkonsumsi atau yang tidak di makan,” paparnya.
Guna memaksimalkan produksi beras yang telah dihasilkan oleh para petani di Lumajang, Pemkab akan membantu memasarkan produksi beras, sehingga pemutaran ekonominya berjalan.
Selain itu, Pemkab Lumajang juga akan melakukan pendampingan melalui beberapa program, seperti memfasilitasi packaging beras yang telah dihasilkan oleh para petani di Lumajang.
“Ini nanti produksi berasnya akan di intervensi oleh pemkab, bahwa beras ini nanti bakal di kemas oleh kami, sehingga bisa menambah nilai jual dipasaran sekaligus berdaya saing,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Kecamatan Jatiroto, Kusman mengungkapkan, bahwa lahan pertanian padi yang ada di Kaliboto Lor memiliki luas area sekitar 96 hektare.
“Di Kaliboto Lor Ini ada Tiga kelompok tani dengan luas area 96 hektare,” jelasnya.
Kusman mengatakan, 8 hektare lahan pertanian yang ada di Dusun Betaan ini bakal dijadikan pertanian organik.
Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Lumajang dapat terus melakukan pendampingan agar ditahun yang akan datang, pertanian dengan luas 8 hektare itu dapat menjadi pertanian organik.
“Sebelumnya, Produksi tertinggi di Dusun Betaan tercatat 5 ton per hektare, namun setelah kami melakukan pembinaan dan kami catat secara real produksi rata – rata meningkat 7,6 ton per hektare,” paparnya. (Rhm)