Prioritas.co.id, Pringsewu – Seperti di ungkap salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya HN(40) warga pekon way kunyir, kecamatan Pagelaran Utara, kabupaten Pringsewu, provinsi Lampung, kepada wartawan ini, Jum’at (13/12/19) mengatakan, program pemberdayaan masyarakat dan aparatur pekon Way Kunyir tahun anggaran 2015, 2016 Hingga 2017 diduga Fiktif, seperti pemberdayaan masyarakat yang mana disana pemberdayaan masyarakat mengarah pada pengetahuan masyarakat tentang realisasi anggaran dana desa. Selain itu, menurut HN, seperti pemberdayaan aparatur pekon, itu megarah pelatihan aparatur pekon, seperti melaksanakan pelatihan administrasi pemerintahan pekon dan tata kelola pelaporan keuangan pekon dalam meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan pekon itu semua sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat dan aparatur pemerintahan pekon.
” Pemberdayaan masyarakat pekon Way Kunyir tahun 2015-2016 hingga tahun 2017 itu tidak ada. Sedangkan tujuan dilakukannya pemberdayaan masyarakat itu sangat penting bertujuan dalam upaya mempersiapkan masyarakat yang memperkuat kelembagaan masyarakat agar masyarakat mampu mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat dapat terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi.
Sedangkan Tujuan dari kegiatan pemberdayaan dan pelatihan aparatur pekon adalah, melakukan pelatihan administrasi pemerintahan pekon dan tata kelola pelaporan keuangan pekon dalam meningkatkan kapasitas
aparatur pemerintahan pekon. Diharapkan melalui kegiatan tersebut akan mendorong tata kelola pemerintahan pekon yang akuntabel dan transparan serta melahirkan kader-kader pekon yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik, mirisnya di pekon Way Kunyir ini yang saya ketahui itu tidak berjalan bahkan diduga fiktif, ” terangnya.
Kepala pekon Way Kunyir Suparman tidak mau mengangkat telepon ketika ingin dikonfirmasi melalui handphone pribadinya di 0812-7273-Xxx, hingga berita ini ditayangkan. (Davit Segara)
