Galian Parit Program ‘Serasi’ di MubaTelan Anggaran Rp43 M

0
377

Prioritas.co.id.muba – Sejumlah petani di Kecamatan Babat Toman dan Sanga Desa merasa aneh dengan pembuatan parit ditengah persawahan. Keberadaan parit tersebut terkesan janggal dan mengundang pertanyaan. Bentangan parit yang dibuat menggunakan alat berat jenis eksavator terlihat tampa tujuan yang jelas.

“Kedalaman parit yang hampir sama membuat parit hanya menjadi tempat genangan air, sementara air itu sendiri tidak mengalir,” kata Pur, salah satu petani menyampaikan pada wartawan, Jum’at (6/12/2019).

 

Informasi lain menyebutkan galian parit di persawahan tersebut merupakan proyek salah satu Dinas Pemkab Muba. Proyek tersebut dikerjakan kelompok tani yang ditunjuk dengan menggunakan alat berat milik Pemkab Muba.

“Menurut kami ada yang janggal dalam hal ini, proyek Pemkab, alat berat milik Pemkab, tapi dihitung rental ,bahkan banyak warga yang bisa ikut merental alat beratnya,” kata salah satu warga yang minta dirahasiakan identitasnya saat di jumpai di Babat Toman.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Muba, Thamrin mengatakan pembangunan parit tersebut merupakan program kementerian pertanian di Kabupaten Muba. Program tersebut bernama Selamatkan Rawa Sejahtera kan Petani (Serasi) yang dianggarkan dari APBN sebesar Rp43 miliar untuk Kabupaten Muba.

“Pekerjaan ini dilaksanakan melalui Gapoktan di Sembilan Kecamatan di Muba. Dananya langsung dari kementerian tampa melalui dinas,” kata Thamrin saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Jumat (6/12/2019).

Terkait parit yang dibangun terkesan asal jadi dan sudah longsor dibeberapa tempat, kata Thamrin adalah hal yang tak perlu dipermasalahkan, karena nanti pasti akan diperbaiki petani setempat. Demikian juga alat berat yang digunakan merupakan bagian dari bantuan program serasi.

“Tak ada ketentuan yang mengikat,mau beli pompa air,bikin parit boleh saja yang penting sesuai gambar. Waktu kita sudah mepet ,maka kalau ada yang rusak nanti pasti diperbaiki petani, termasuk alat berat yang merupakan bagian program ini,” kata dia.

Program tersebut sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, lanjut Thamrin dengan harapan bisa meningkatkan intensitas panen menjadi 3 kali dalam setahun.

Namun pihaknya tidak dapat sepenuhnya mengakomodir program tersebut seperti bantuan bibit dan pupuk yang seharusnya menjadi bagian program terhadap petani terpaksa ditiadakan karena waktunya sudah mepet.

“Sebenarnya ada bantuan bibit dan pupuk dalam program serasi ini tapi terpaksa kita tiadakan karena waktunya mepet,” tutup Thamrin sembari menyatakan bahwa ia adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek yang didanai APBN tersebut.(dani)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here