Sanggar Ketakung Merah Bateng Ramaikan Pekan Kebudayaan Nasional

0
143

Prioritas.co.id, Bangka Tengah – Tarian Tajau dan Tebu Klaras tampil di Jakarta pada kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2019. Tarian tersebut akan di bawakan oleh Sanggar Seni Ketakung Merah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), pada tanggal 8 hingga 11 Oktober 2019.

Kepala Disbudparpora Bateng, Drs Zainal mengatakan hari Selasa (8/10) pihaknya akan menghantar keberangkatan personil Sanggar Seni Ketakung Merah ke Bandara Depati Amir. Rencananya, pihak Disbudparpora Bateng juga memfasilitasi kepulangan dari Bandara Depati Amir.

“Kita hanya memfasilitasi kebutuhan antar jemput dari Sanggar ke Bandara Depati Amir ataupun sebaliknya,” kata Zainal, Senin (7/10).

Semua biaya akomodasi dan transportasi selama di Jakarta, kata Zainal akan di tanggung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bangka Belitung (Babel). Sanggar Seni Ketakung Merah berjumlah 25 personil ini mendapatkan reward dari Pemprov Babel, karena telah menyajikan tarian terbaik pada kegiatan Pentas Seni Budaya di Kemuja tingkat Provinsi Babel tahun 2019.

“Kita mewakili Provinsi Babel bersama beberapa sanggar seni lainnya, menampilkan Tarian Tradisional Bateng di Jakarta,” ungkapnya.

Zainal mengaku Sanggar Seni Ketakung Merah akan menampilkan dua tarian tradisional, yakni Tarian Tajau dan Tebu Klaras.

“Tarian Tajau, menceritakan zaman dahulu kala kebiasaan masyarakat Bateng memanfaatkan tajau (kendi) sebagai sarana menampung air. Tajau tersebut biasanya terletak di depan rumah, sebelum memasuki rumah kebiasaan masyarakat mencuci kaki menggunakan air dalam tajau tersebut,” terangnya.

Selain dimanfaatkan untuk air cuci kaki, lanjutnya, tajau juga biasa menjadi tempat menyimpan air suci atau air wudhu.

“Biasa air suci disiapkan untuk Sholat Subuh, masyarakat tidak perlu ke sumur atau menuju sumber air lainnya untuk berwudhu sebelum Sholat,” tambahnya.

Sementara Tarian Tebu Klaras, menceritakan masyarakat Bateng berternak ayam kampung. Dahulu, ayamnya sering hilang dimakan Klaras (musang). Oleh para tetua adat, masyarakat di suruh menanam tebu seputaran rumah.

“Klaras ternyata takut sama tanaman tebu, hingga kinipun masyarakat masih menanam tebu di rumahnya,” ulasnya.

Zainal mengaku cerita tersebut di buat dalam narasi, lalu diteruskan dengan Tarian Tradisional yang menggambarkan kebiasaan masyarakat Bateng tersebut.

“Tarian Tradisional Tajau dan Tebu Klaras inilah yang akan kita tampilkan di Jakarta pada kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2019,” jelasnya.

Ia meminta dukungan kepada masyarakat Bateng, mohon do’a restu agar pelaksanaan Tarian Tradisional asal Bateng berjalan lancar di Jakarta pada kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2019.

“Mohon do’a restunya, mudah-mudahan Tradisional Bateng dikenal oleh masyarakat luas,” pungkasnya (reza).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here