Tega, Pria ini Bacok Gadis Cantik Nyaris Tewas

0
702
Pelaku penganiayaan, Aulia.

Prioritas.co.id, Bireuen – Usai sholat Tarawih, Warga Bireuen digegerkan penemuan seorang gadis cantik Firda Maisura (18) Senin (28/5) malam sekira pukul 22.00 Wib, diduga insiden percobaan pembunuhan terhadap korban, di kawasan Bendungan PP, Desa Beunyot, Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.

Korban yang dibacok di bagian wajahnya bernama Firda Maisura (18) anak dari pasangan Tarmizi dan Nurjannah warga Nicah Cot Buket, Kecamatan Peusangan Bireuen.

Korban ditemukan bersimbah darah oleh pemuda Desa setempat usai salat Tarawih atas rintihan minta tolong. Dan ternyata seorang gadis dengan luka di wajah cukup dalam.

Menurut Mukhlis (20) dan Saifannur Ali Akbar (23) warga Dusun Mane Bunyet saat di Rumah Sakit Bireuen Medical Center (BMC) Bireuen, menyebutkan Firda Maisura dalam kondisi luka robek di wajahnya meminta mereka membantunya evakuasi ke rumah sakit.

Dijelaskan, menurut pengakuan korban dirinya dibacok di depan rumah Aulia dan dalam keadaan terluka di bawa ke kawasan Bendungan PP, Desa Beunyot, Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.

Setelah tiba di Bunyet Honda Beatnya berikut HP dirampas semuanya dan dibawa kabur oleh pelaku.

Atas insiden tersebut pihak kepolisian jajaran Polres Bireuen setelah mendapatkan informasi dari berbagai pihak termasuk Keuchik Gampong Cot Buket, Kecamatan Peusangan, Iskandar dan penjelasan dua saksi yang membawa korban ke Bireuen Medical Center ( BMC) di Juli Kilometer satu.

Dengan kejelian enam jam setelah prosesi kejadian pihak Polres Bireuen berhasil menangkap pelaku pembacokan terhadap Firda Maisura (18), gadis asal desa Cot Buket, Kecamatan Peusangan yang dibacok di wajahnya.

Jajaran Satreskrim Polres Bireuen dipimpin Kasat Reskrim Iptu Riski Adrian S.IK mengamankan pelaku yang diidentifikasi bernama Aulia asal Pante Gajah, Peusangan Bireuen saat menjenguk korban di Rumah Sakit Bireuen Medical center (BMC).

Kapolres Bireuen, AKPB Riza Yulianto SE.,SH kepada wartawan, menyebutkan setelah mendapat laporan tentang tindak pidana penganiayaan berat (pembacokan), Kasat Reskrim bersama anggota langsung melakukan penyelidikan terhadap pelaku yang diduga pacar korban bernama Aulia.

“Pelaku datang ke rumah sakit untuk menjenguk korban, lalu Aulia diamankan dan dilakukan interogasi, pada saat awal diintrogasi pelaku tidak mengakui melakukan penganiayaan terhadap korban,” sebutnya.

Namun setelah melakukan penyelidikan mendalam dan berhasil menemukan sepmor Honda Beat terparkir di depan MAN Peusangan, diduga sepmor itu digunakan korban sebelum kejadian.

Pada sepmor tersebut ditemukan bercak darah, selanjutnya tim identifikasi mengambil sidik jari yang terdapat di motor tersebut dan melakukan perbandingan dengan sidik jari Aulia.

“Pelaku diinterogasi kembali secara mendalam dan pada saat diinterogasi, dibelakang daun telinga sebelah kanan dan jari tangan Aulia serta baju koko yang dipakainya ditemukan bercak darah,” ungkap Kapolres.

Tim kemudian melakukan penggeledahan di rumah orang tua Aulia di Pante Gajah, dari hasil penggeledahan ditemukan barang bukti, sebilah parang bergagang kayu yang terdapat bercak darah, sarung hitam motif garis putih yang terdapat bercak darah serta jaket switer merah yang terdapat bercak darah.

Selain itu ditemukan celana kain panjang warna abu-abu yang terdapat bercak darah, handuk biru putih, lipstik merek moca (ditemukan disamping rumah), HP android merk vivo yang terdapat bercak darah yang diduga milik korban.

“Setelah barang bukti tersebut ditemukan, Aulia mengakui dirinya telah melakukan penganiayaan terhadap korban di halaman rumah orang tuanya di Pante Gajah. Kemudian setelah korban dianiaya dengan menggukan parang, lalu dibawa pelaku menggunakan sepmor honda beat milik korban ke Dusun Mane, Desa Beunyot Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, dan meninggalkan korban dalam keadaan terluka. Sedangkan Aulia pergi dengan membawa sepmor korban,” jelasnya.

Modus operandi yang digunakan pelaku terlebih dahulu menghubungi korban dan menyuruh untuk datang ke rumah orang tua pelaku di Pante Peusangan. Adapun motif dari prosesi penganiayaan yang dilakukan pelaku akibat sakit hati karena korban berselingkuh. (sidaknews.com)