Pondok IT Al Masyhur Ajarkan Agama dan IT Secara Gratis

0
302
Keluarga Samingun selaku pemilik lahan MSH bersama Founder Pondok IT Al Masyhur dan para santri foto bersama didepan Pendopo MSH sesaat sebelum acara peresmian Gedung baru dan Learning Center Pondok IT Al Masyhur, Selasa (27/8/2019). Foto: Kumalasari/prioritas.co.id

Prioritas.co.id, Bantul – Pondok IT bekerjasama dengan Yayasan MHS meresmikan gedung Pondok IT dan Learning Center Al Masyhur di Komplek MSH, Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan Bantul, Selasa (27/8/2019).

Founder Pondok IT, Rully Indrawan mengatakan mendirikan Pondok IT ini merupakan upaya mendorong lulusan pondok pesantren agar memiliki skill yang dibutuhkan dunia kerja khususnya yang bergerak di bidang IT (Informasi dan Teknologi).

“Pondok IT Al Masyhur merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal untuk anak-anak tidak mampu yang kemudian diajarkan keagamaan dan skill IT secara gratis dan memiliki jaminan kerja,” ujarnya disela acara.

Pendirian Pondok IT ini juga didasari atas keprihatinan masih melekatnya stigma bahwa lulusan pondok pesantren atau santri selalui tertinggal dalam hal pendidikan dan kesulitan mencari kerja.

“Tujuannya tak lain agar nanti para santri mampu memperoleh keterampilan sehingga menjadi bekal menghadapi dunia kerja,” katanya.

Dalam menggratiskan proses pembelajaran di Pondok IT, dilakukan subsidi silang dari para alumni Pondok IT sendiri. “Bisa gratis karena ada subsidi dari para alumni santri yang sudah bekerja,” terangnya.

Untuk mengikuti proses belajar di pondok ini, akan melakukan seleksi terhadap calon santrinya. Salah satu syaratnya yakni berusia 18 hingga 23 tahun dan benar-benar niat mencari ilmu agama dan IT.

Mewakili Keluarga Samingun selaku pemilik lahan MSH, Kusuma Dewi Retno Wulan atau yang lebih akrab diundang Dewi Samingun mengatakan dengan adanya gedung baru, nanti para santri dapat belajar dengan nyaman dan representatif dalam mendukung mereka mendapatkan kemampuan untuk melakukan bekal menghadapi dunia kerja.

“Walaupun lahan ini punya keluarga, tapi keluarga menginginkan tempat ini dapat dipergunakan untuk masyarakat sekitar, maka dari itu disini didirikan sebuah pondok yang gratis, bagi para duafa, penghafal Al Quran,” katanya.

Dengan memilih Pondok IT, lanjut Dewi dirinya memiliki alasan khusus karena saat ini jamannya sudah memasuki era digital. “Agar santri tidak dianggap remeh dan tidak ketinggalan, supaya masyarakat tidak dianggap terbelakang,” pungkasnya. (kps)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here