Prioritas.co.id, Tanggamus – Pembangunan jembatan penghubung Pekon Banjar Negeri Kecamatan Gunung Alip ke Pekon Waypring Kecamatan Pugung, Tanggamus sementara dihentikan.
Penghentian pada Jumat (26/7/19) pagi berdasarkan permintaan keluarga Hi. Syahroni yang merasa tanahnya dibantaran sungai tersebut diserobot.
Bahkan atas perkara tersebut Hi. Syahroni telah melaporkan perkara penyerobotan lahan yang terkena imbas pembangunan jembatan kepada kepolisian.
Lantas, sebenarnya apa harapan masyarakat di sejumlah dusun yang tersebar di Kecamatan Gunung Alip dan Kecamatan Pugung selaku pengguna jembatan itu sendiri.
Berdasarkan penelusuran lapangan, ternyata seluruh warga sangat berharap pembangunan jembatan cepat selesai serta berharap pihak Hi. Syahroni dan Dinas PU Tanggamus dapat menyelesaikan permasalah yang terjadi.
Hasil wawancara terhadap salah satu warga, yang biasa dipanggil Abah (60), dimana dia menceritakan bahwa semenjak lahir dia sudah berada di Dusun Sukamara Pekon Banjar Negeri Kecamatan Gunung Alip Kabupaten Tanggamus.
Meski umurnya telah beranjak tua, namun abah masih ingat dulu pekerjaan saat menjadi tukang ojek jaman presiden suharto tempo dulu. Dimana dia setiap hari melintasi Way Tebu menuju Way Pring, jalan yang sama pada saat ini sedang ramai dibicarakan.
“Dari dulu ya perlintasanya disitu, sudah jadi jalan umum dari dulu. Tapi kalo banjir kita enggak bisa lewat. Maka dibuatlah jembatan darurat yang waktu itu diprakarsai sama almarhum Abah Janiin,” ucap pria berbadan sedang itu membuka percakapan.
Menurutnya, jembatan darurat itu dibangun atas hasil sumbangan seluruh warga. Namun sayangnya telah banyak warga yang jatuh terperosok ke bawah jembatan. “Yang saya ingat sudah 5 korban jatuh ke bawah jembatan darurat. Namun syukurnya tidak ada yang meninggal,” ujar Abah melanjutkan ceritanya.
Lalu, ketika Abah ditanya terkait jembatan penghubung yang dihentikan pembangunannya itu, Abah sangat menyangkan hal tersebut. Sebab kepentingan umum harusnya di dahulukan daripada kepentingan pribadi.
“Kami sejak bertahun-tahun menunggu jembatan itu, yang tentunya akan digunakan perlintasan untuk anak-anak sekolah maupun warga yang akan ke pasar,” harapnya.
Senada dengan Abah, warga Dusun Sukamara lainnya, Wahyu juga berharap sengketa cepat selesai dan jembatan dapat dilanjutkan pembangunannya demi kemaslahatan warga.
“Harapan kami, pembangunan jembatan itu diteruskan lagi. Alasannya jembatan darurat sudah banyak makan korban,” ucapnya disambut riuh warga yang berkumpul di Dusun Sukamara.
Warga lain Julkarnain yang sedang melintas jalan darurat sisi bawah jembatan menggunakan sepeda motor juga sangat kecewa ketika jembatan yang puluhan tahun ditunggu malah dihentikan pembangunannya.
“Kami sangat kecewa pembangunan jembatan terhenti. Mungkin yang punya tanah (yang menyengketakan jembatan) kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat. Padahal kami sangat-sangat membutuhkan jembatan ini,” ucapnya.
Kesempatan itu pria berbadan gempal itu sangat berharap pembangunan jembatan dapat diteruskan sampai selesai. “Harapan kami jembatan ini dibangun sampai selesai,” tuturnya. (Rusdi)