Prioritas.co.id, GADINGREJO – Pemerintah Kabupaten Pringsewu bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan SNV Indonesia mengadakan pelatihan Baseline Survey Rapid Technical Assessment (RTA), menghadirkan pembimbing dari SNV dan YKWS.
Kegiatan ini mengangkat topik ‘Kajian Karakteristik Sistem Sanitasi Setempat di Masyarakat dan Kapasitas Lembaga Sebagai Acuan Pengelolaan Lumpur Tinja di Kabupaten Pringsewu’, digelar selama tiga hari serta diikuti sebanyak 25 peserta calon E-Numerator terdiri dari para Sanitarian Puskesmas dari sembilan kecamatan se Kabupaten Pringsewu.
Turut menghadiri kegiatan yang dibuka oleh Bupati Pringsewu H.Sujadi di ballroom Hotel Regency, Pringsewu, Senin (15/7/19) ini, Staf Ahli Bupati Pringsewu Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Keuangan Romzi Halim, S.E., Kadis PUPR Andi Purwanto, S.T., Kadis Kesehatan Purhadi, M.Kes., Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon Malian Ayub, Sekdis Lingkungan Hidup Ediyanto, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Pringsewu H.Ibnu Harjiyanto, S.Pd., M.M., serta Perwakilan SNV Indonesia Bambang Pujiatmoko, dan Febrilia Ekawati dari YKWS.
Bupati Pringsewu H.Sujadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan pelatihan ini. “Salah satu kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat guna mengatur permasalahan pencemaran air limbah domestik, yaitu peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2018 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman atau KSNP-SPALP,” katanya.
Kebijakan tersebut, kata bupati, sebagai pedoman dan arahan dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan serta pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman, baik bagi pemerintah pusat maupun masyarakat sesuai kondisi setempat. “Kita sudah mengeluarkan Perda STBM berkelanjutan. Namun hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus terus dikawal, dan kita juga memerlukan infrastruktur berkaitan dengan STBM ini. Kerjasama antar-OPD juga perlu ditingkatkan, dan terkait hal ini, kita memerlukan sebuah inovasi. Dan perlu saya sampaikan bahwa kunci keberhasilan suatu program adalah adanya konsistensi,” tandasnya.
Sementara itu, Bambang Pujiatmoko dari SNV Indonesia mengatakan bahwa keberhasilan Kabupaten Pringsewu sebagai Kabupaten ODF 100% pada dasarnya merupakan titik awal dalam rangka membangun sanitasi yang aman. “Data-data yang akan disurvei para e-numerator nantinya akan menentukan kondisi Pringsewu kedepan. Limbah domestik atau lumpur tinja ini nanti akan menjadi berkah atau musibah, semuanya yang menentukan adalah kita sendiri,” ujarnya. (Borneo/∆nton Hapsara)