Prioritas.co.id, Pringsewu – Kamis (13/6/19), Rumah semi permanen panjang 5 meter terhimpit gang sempit di pinggir sawah, di Dusun Sinar Banten Pekon Sukaratu Kecamatan Pagelaran menjadi saksi bisu pemberangkatan terakhir Faisal Setiawansah (9) menuju sang khalik.
Jika saja bernyawa, atap rumah yang menghadap langsung ke tubuhnya mungkin menyampaikan kepiluan seiring isak tangis ayah Untung Subari (45) dan segenap keluarganya.
Sebab, esok tak akan terdengar lagi canda tawa Faisal si bocah periang itu. Setelah sejenak lagi tubuh mungilnya selesai dimandikan dan kain kafan menutupinya.
“Jenazah sudah siap,” ucap pria baruh baya dari dalam rumah tanpa plapon itu.
Semua orang di ruang tengah dan halaman sempit itu semua berdiri. Ada yang menarik, sebab tampak seorang pria berpeci putih berpakain polisi mendampingi pria berkemaja lengan panjang turut berdiri.
“Itu pak Bhabin Asep sama pak Camat,” kata pria berpeci hitam.
Keranda mulai diangkat, berjalan seiring dengan lantunan doa, perlahan menuju masjid sejauh 50 meter dari gang sempit selebar 1 meter.
Tampak, jamaah sholat jenazah dengan khusuk melakukan doa pengantar jenazah putra kedua Untung Subari hingga selesai.
Dititik halaman masjid, sekitar pukul 10.30 Wib keranda kembali bergerak, bahkan dikawal mobil patroli polisi pak babin menuju pemakaman setempat berjarak 500 meter dari masjid.
Perlahan jenazah Faisal disambut ayahanda yang telah siap menunggu di liang lahat, juga terdengar suara adzan dilantunkan. Hingga beberapa lembar papan dan tanah menutup jenazah pelajar SDN Sukaratu itu.
Selesai sudah jenazah dimakamkan dan kembali lantunan doa dipimpin pak Kaum kembali diucapkan, disambut kata setuju melalui kata Amin oleh jamaah takziah hingga masing-masing meninggalkan gundukan.
Sepeninggal masyarakat, ayahnda Untung Subari menunduk dipusara Faisal, menengangkat tangan menahan tangis merapalkan doa-doa untuk putra tercintanya.
“Selamat jalan Faisal, semoga tidak ada faisail-faisal lain menjadi korban di sungai itu”. (NN)
