Umat Budha Pekon Fajar Mulia Rayakan Tri Suci Waisak 2019

0
95

Prioritas.co.id,Pringsewu (Feature) – Bertempat di Vihara Dwipananda, Saat ini, umat Buddha Pekon Fajar Mulia, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, memperingati Tri Suci Waisak pada, Minggu (19/06/2019) Pagi.

Tri Suci Waysak, dapat di artikan Yakni memperingati tiga momentum penting yaitu kelahiran orang suci, pencapaian kebuddhaan dan meninggalnya Buddha Gautama.

Demokrasi terbukti mampu mengelola keberagaman yang ada di Indonesia. Keberagaman juga merupakan interpretasi dalam kehidupan umat beragama yang dalam konteks demokrasi sebagai upaya membangun semangat kebersamaan. Untuk itu, perhatian pada kehidupan beragama dan berdemokrasi menjadi sangatlah penting. Kita semua meyakini bahwa inti ajaran agama adalah kasih sayang bukan kebencian.

Semangat kasih sayang tersebut, yang akan dirawat sebaik-baiknya. Untuk itu, harus mencegah berbagai upaya yang membuat kehidupan bersama menjadi terpecah dan menimbulkan konflik.

Melalui momentum Tri Suci Waisak di Vihara Dwipananda ini, mengajak kepada setiap umat beragama untuk melakukan evaluasi diri. Karena evaluasi diri ada pada setiap agama, pada Agama Buddha ada Tri Suci Waisak.

Seperti Agama Islam ada bulan Ramadhan. Momentum ini menjadi kesempatan untuk melakukan instrospeksi, mengevaluasi diri dan sekaligus menyucikan diri untuk melakukan perubahan.

Buddha mengajarkan kepada umatnya agar tiada berhenti berlatih dhamma untuk mencapai suatu kondisi batin yang tidak tergoyahkan oleh apapun permasalahan yang datang kepadanya. Batin yang tidak mudah goyah diterjang oleh kekotoran batin, batin yang tidak mudah masuk dalam suatu keadaan emosi negatif yang menjadikan dirinya menderita. Buddha memberikan solusi atas kondisi itu yaitu dengan membangun pengertian-pengertian benar. Dari pengertian benar pengertian akan muncul pikiran benar.

Kemuliaan dan keluhuran Sang Buddha Siddhartha Gautama yang menjadi suri teladan bagi umat manusia, dengan tujuan agar dapat mengembangkan kebajikan dan kebahagiaan diri dalam hidup di dunia yang tidak kekal ini.

Kelahiran, umur tua, penyakit, kematian, berkumpul dengan orang yang dibenci, berpisah dengan orang yang dicinta, tidak memperoleh apa yang dicita-citakan berada di dalam lingkungan hidup jasmani dan rohani serta lingkungan yang tidak kekal merupakan bentuk penderitaan yang tiada akhirnya. Dengan itu 2563 tahun yang silam, Sang Buddha Gautama telah menemukan jalan keluar untuk membebaskan manusia dari semua makhluk dari duka dan derita.

(Davit Segara)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here