
Rekontruksi kasus pengeroyokan hingga Niko Pratama tewas di Kamboja Palembang (12/04) lalu memperagakan 15 adekan oleh Polsek Ilir Timur l dengan tersangka Indra Setiawan dan Irham Jauhari (DPO)
Prioritas.co.id.Palembang – Kasus pembunuhan dengan korban Niko Pratama yang terjadi (12/04/2019) sekitar jam 22.30 di kost Afni Jl. Kamboja Palembang, mengungkap fakta dimana korban (Niko) tewas dilokasi kejadian dengan empat luka tusukan benda tajam setelah dikeroyok tersangka Indra Setiawan bersama rekannya Irham Jauhari.
Pasal dendam lama menjadi awal malapetaka tersebut, hal ini terungkap dalam rekonstruksi yang langsung di pimpin Kapolsek Ilir Timur l (lT.l) Kompol Edy Rahman, Rabu (15/05/2019). Rekontruksi menghadirkan lima (5) saksi dan memperagakan 15 adegan
Kejadian berawal saat tersangka Indra Setiawan dan Irham Jauhari bersama beberapa temannya sedang nongkrong dan nyanyi di depan kost Afni.
Tidak lama datang korban menggunakan motor menuju salah satu kamar kost perempuan. Tidak lama kemudian dari kamar kost tersebut terdengar suara letusan senjata api.
Kemudian korban Niko Pratama keluar menggunakan motor dan menabrak tersangka Indra Setiawan hingga jatuh persis depan pintu gerbang kost. Selanjutnya terjadi keributan antara korban dan dan tersangka 1 Indra Setiawan dan 2 Irham Jauhari.
Karena kalah di keroyok dua orang korban lari meninggalkan motornya untuk minta bantuan ke warga sekitar namun tidak ada yang berani membantu.
Akhirnya korban berhasil di kejar Indra Setiawan dan menangkapnya kemudian di tusuk menggunakan pisau di tangkap tangan kiri kanan kepala dan dada sedangkang Irham Jauhari memukul memukul pakai gitar.
Setelah itu kedua tersangka melarikan diri sedangkan korban berdiri mau minta pertolongan tapi tidak ada yang menolong akhirnya jatuh dan meninggal dunia di lokasi.
Kompol Edy Rahman mengatakan rekontruksi memperagakan 15 adegan 1 tersangka belum tertangkap dan masuk DPO.
“Korban meninggal dunia di lokasi kejadian dengan 4 tusukan. Ini kasus pengeroyokan hingga korban tewas motifnya dendam lama,”kata Kompol Edy Setiawan. (Iskandar/Dani)