Prioritas.co.id.Gresik – Kementerian Pertanian memberikan bantuan program Kelompok Tani Santri Milenial (KTSM) kepada 10 Pondok Pesantren di Kabupaten Gresik.
10 ponpes tersebut, yakni PP Mambaul Ulum, PP Miftahul Ulum, PP Al-Karimi, PP Robithotul Ashfiya, PP Al-Muniroh, PP Mamba’ul Ihsan, PP Al-Miftah, PP Al-Hikmah, PP Daruttaqwa dan PP Salafy Al Fitroh.
Setiap ponpes akan mendapat 500 ekor ayam Joper (jowo super) berusia 4 minggu. Mereka juga akan diberi modal sebesar Rp 3 juta untuk membuat kandang ayam.
Pakan maupun vitamin ayam juga akan diberikan secara cuma-cuma kepada masing-masing ponpes.
Sebelum mulai beternak, sebanyak 100 santri perwakilan 10 Ponpes di Gresik yang telah dipilih di berikan bimbingan teknis (Bimtek) selama dua hari, Sabtu (13/4/2019) hingga besok Minggu (14/4/2019) di Pondok Pesantren Qonaah.
Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Luki Amar Hendrawati mengaku pihaknya merupakan kepanjangan tangan pemerintah pusat dari Kementerian Pertanian untuk melakukan bimbingan kepada para santri.
Dari puluhan ponpes yang ada di Kota Pudak, hanya 10 yang terpilih. Pemilihan tersebut berdasarkan lahan yang bisa mendapatkan program KTSM.
“Kami harap santri bisa meneruskan pertanian yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Dalam bimtek ini para santri mendapatkan pengetahuan dan kiat sukses beternak ayam Joper. Terkait bau tidak sedap maupun limbah dari beternak ayam, mereka juga akan mendapat materi tentang mengatasi hal itu.
Semua sudah ada cara maupun teknologi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Nantinya proses beternak 100 persen akan dikelola oleh santri milenial dan di sebuah lahan di pondok pesantren masing-masing.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro mengungkapkan para santri bisa bersatu untuk meningkatkan pengetahuan. Mereka saling bekerjasama dalam menjalankan program KTSM ketika nanti kembali ke ponpes masing-masing.
Satu ponpes yang diwakili 10 orang dapat menyerap ilmu dan memahami saat praktek langsung. Dia juga meminta agar para santri tidak malu untuk bertanya bila ada hal yang kurang jelas saat bimtek.
“Teman-teman santri lebih mudah dikoordinir untuk mengadakan perubahan kita tingkatkan keterampilannya untuk berdaya saing di era globalisasi,” terangnya.
Perwakilan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU, Fandi Ahmad Yani mengapresiasi salah satu terobosan dari Kementerian Pertanian karena memberi kesempatan di dunia ponpes khususnya para santri mendapat ilmu peternakan.
Program yang baru pertama kali ini, diharapkan dapat meningkat hingga dua kali lipat di tahun depan mengingat banyaknya manfaat yang didapatkan yakni dapat menumbuhkan minat berwirausaha para santri.
“Program ini penting untuk menumbuhkan san menciptakan kemandirian santri, khususnya santri menial,” ungkapnya. (nanang.f/bejo)