Tapsel.prioritas.co.id – Bencana banjir bandang yang melanda tiga desa di kabupaten Tapanuli Selatan jumat,(22/11/2024) malam lalu menyisakan duka paling dalam bagi masyarakat yang tinggal di desa Sipange Siunjam (Kecamatan Sayur Matinggi), Desa Huta Padang, dan Desa Hurase (Kecamatan Batang Angkola) karena berada dekat sepanjang daerah aliran sungai dikawasan itu, Walaupun demikian baru pertama kali banjir sedasyat ini, kata Vensentius siringoringo, (58 tahun )Warga desa Huta Padang.
Ketinggian air terus bertambah, banjir yang datang begitu cepat dan air yang mengalir begitu deras. Hanya hitungan menit, warga yang ketika itu panik berhamburan keluar dari rumah dan mencari tempat ketinggian, menyaksikan betul terjadi kondisi banjir bandang yang terjadi pada malam hari itu begitu dahsyat. Pungkasnya.
Kepada Awak media, ia mengatakan, saat kejadian kondisinya hujan lebat disertai petir. Jumat malam tiba-tiba aliran Sungai sungai Siunjam meluap dengan disertai lumpur melanda Desa Sipange Siunjam (Kecamatan Sayur Matinggi), Desa Huta Padang, dan Desa Hurase (Kecamatan Batang Angkola)t idak sempat menyelamatkan perabotan rumah mereka. Peristiwa banjir disertai lumpur berlangsung secara cepat karena ada penyempitan sungai karena ada Tanah longsor di kawasan gunung sigaja yang berada dihulu sungai.
“Puluhan hewan ternak tetangga saya ikut hanyut terbawa arus sungai yang disertai lumpur. Saat kejadian itu, warga tidak sempat menyelamatkan perabotan rumah tangga, karena sibuk menyelamatkan diri,” kata dia lagi.
“Saat kejadian saya bersama istri dan Anak anak serta cucu berada dalam rumah, kami awalnya mendengar seperti suara gemuruh, tanpa ada aba-aba apapun air dengan cepat naik ke pemukiman penduduk, kami panik, dan hanya memikirkan nyawa, barang-barang di rumah ditinggalkan dari kepanikan Itu kami semua terhempas dari dalam rumah terbawa Arus Air yang besar bahkan cucu saya yang masih berusia 7 tahun tiba-tiba terlepas dari gendongan Ayahnya dan sempat terseret arus Sungai sepanjang 100 meter, beruntung semua keluarga kami malam itu selamat hanya mengalami luka luka,” Jelasnya.
Dengan nada sedih Vensentius siringoringo, menceritakan bahwa Kondisi malam hari itu sangat mencengkam dalam kondisi gelap dan dengan penerangan seadanya, serta debit air dari sungai terus naik, kami dan warga lainnya berupaya melakukan evakuasi secara mandiri. “Hanya nyawa yang kami pikirkan, harta benda dibiarkan saja. Ucapnya kepada wartawan.
Puji Tuhan, tidak ada korban jiwa di kampung kami,hanya ada sebagian yang terluka, Sebelum terjadi banjir bandang Seperti ada suara gemuruh, tak berapa lama Arus air yang besar datang dengan tiba tiba,kejadian ini menjadi momen yang tidak terlupakan khusus ?masyrakat desa desa Sipange Siunjam ,desa huta Padang dan desa Hurase, karena semua harta benda ludes sekejap begitu juga kendaraan warga lainnya seperti sepeda Motor, Mobil ikut terbawa Arus Sungai, Pungkasnya.
Pada esoknya banjir pun mulai surut. kondisi rumah yang roboh dan bahkan ada yang sudah rata dengan tanah. Lumpur yang masuk ke dalam rumah tidak bisa lagi dibersihkan karena ketebalannya diperkirakan mencapai setinggi betis orang dewasa. “Hingga hari kedua pasca terjadi banjir ini, warga masih terlihat membersihkan rumah mereka.
Bagi yang rusak ringan, sibuk dengan membersihkan lumpur yang masuk, dan bagi rumah yang seperti rumah saya ini, tidak ada yang dibersihkan lagi, karena cuma tinggal lantai dan pondasinya saja, ujar Vensentius Siringoringo.
Untuk Itu ia berharap agar Pemkab Tapsel segera mengatasi hal tersebut dengan menerjunkan BPBD ke lokasi Banjir untuk mengatasi lumpur yang masuk kerumah rumah warga.
Kini dia bersama 170 kepala keluarga lainnya terpaksa tinggal di tenda pengungsian, yang merupakan bantuan dari Pemkab tapsel karena kebanyakan rumah mereka terdampak banjir.
Menurutnya kondisi yang dihadapi saat ini, merupakan ujian yang berat, karena untuk membangun rumah yang telah rata dengan tanah itu, butuh waktu bertahun-tahun dengan biaya yang cukup besar.
Sementara banjir dengan mudah menghancurkan bangunan rumah dalam waktu hitungan menit saja. Dalam kondisi yang terjadi itu, dirinya berharap agar pemerintah segera datang melihat langsung kondisi warga yang terdampak bencana banjir bandang tersebut.
Kedatangan Bupati tapsel Doly putra Pasaribu dan jajarannya ke desa Huta padang dan desa Hurase membuat saya dan warga lainnya sedikit terobati dan berharap adanya bantuan selanjutnya dari pemerintah untuk membangun rumahnya yang telah hancur itu.
Vensentius siringoringo mengatakan keperluan yang mendesak saat ini adalah beras dan pakaian yang layak dan bersih. “Beras yang kami punya sudah hanyut, pakaian kami terkubur lumpur. Jadi yang punya di badan ini, ada yang dibantu warga dekat sini, dan ada kami coba bersihkan pakaian-pakaian yang rasanya masih bisa dibersihkan,” ungkapnya.
Sementara Mara Sitompul (72) warga Desa Hurase mengatakan sejak air mulai surut Minggu (24/11/2024) pagi warga mulai membersihkan sisa-sisa lumpur bercampur air yang masuk ke rumah masing-masing.
Dia menjelaskan Akibat hantaman banjir Bandang itu semua perabotan rumah tangga, seperti kursi, kasur lemari dan berbagai peralatan elektronik terendam air. Dipastikan semua perabotan rusak, terutama peralatan elektronik.
“Kalau peralatan seperti kursi lemari masih bisa dicuci dan dijemur. Tapi kalau elektronik ya rusak enggak bisa diperbaiki,” kata Mara Sitompul.
Tidak hanya perabotan rumah tangga saja yang rusak. Berbagai surat-surat berharga seperti surat tanah, ijasah dan lainnya milik Anak-anak saya, turut basah. Bahkan sebagian diantaranya rusak.
Diri-Nya mengatakan, pada saat banjir tadi malam, ia dan semua anggota keluarganya menyelamatkan diri . Sedangkan perabotan rumah tangga, dibiarkan saja terendam air tanpa sedikitpun bisa diselamatkan, termasuk bahan makanan.
“Air sangat besar, sudah seperti sungai saja di pemukiman kami ini. Semuanya habis kena air, termasuk bahan makanan, sekarang kami tidak punya makanan,” katanya.
Menurutnya meluapnya Sungai si unjam diduga Akibat ada tanah longsor di atas Gunung sigaja sehingga terjadi penyempitan mengakibatkan banjir bandang, Pungkasnya.
Sementara itu, Camat Batang Angkola Nursia Siregar Menjelaskan, untuk penanganan pasca banjir sudah berkoordinasi dengan Dinas terlait termasuk ke dinas Kesehatan.
Dikatakan Camat batang Angkola , Pemkab tapsel melalui dinas kesehatan juga sudah mendistribusikan obat-obatan disinfektan untuk sanitasi lingkungan. Karena dikhawatirkan, sisa-sisa banjir seperti lumpur dan air ini menjadi sumber penyakit. Dan kemarin Bapak Bupati tapsel Dolly Putra Parlindungan Pasaribu sudah meninjau langsung lokasi Banjir serta menyalurkan bantuan”Selain itu, kami juga membuka posko kesehatan. Posko ini dibuka di Puskesmas setempat Khusus untuk korban banjir, kami bebaskan biayanya,” imbuhnya. (Sabar)
Laporan khusus dari lokasi kejadian
Sabar M sitompul