Prioritas.co.id.Ciamis – Panen raya persawahan dengan pupuk organik kemala sebagai pengganti pupuk kimia, terbukti mampu meningkatkan produksi. Dari seluruh lokasi percontohan, penggunaan pupuk organik tersebut mampu mendongkrak hasil panen secara signifikan dibandingkan pemakaian pupuk kimia.
Ini dibuktikan dari hasil panen di persawahan yang ada di wilayah Babakan, Desa Kalijaya, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Rabu, 13 Maret 2019. Dari luas 100 bata sawah dengan tanaman padi jenis Sidenuk, mampu panen hingga 1.034 kilogram, naik signifikan hampir 100 persen dibanding sebelumnya sebanyak 550 kilogram.
Petani mengaku terkesan dengan kesuburan tanaman dan hasil panen. Secara fisik, tanaman lebih tinggi, selain itu jumlah anakan berkisar 30–40.
“Secara fisik tanaman sudah terlihat bagus, hasilnya juga pasti lebih banyak dibandingkan sebelum memakai pupuk organik kemala. Ketika sawah di sekitar disemprot sampai tiga kali karena kena hama penyakit, yang ini cuma semprot sekali,” tutur Ujang Darsono, salah seorang petani di Desa Kalijaya.
Ujang mengaku puas dengan pemakaian pupuk organik kemala dan kaptan, ternyata mampu meningkatkan produksi. “Kami juga optimistis panen mendatang akan lebih banyak, karena sifat pupuk organik baru terlihat maksimal setelah dua tiga kali panen,” ujarnya.
Meningkatnya hasil panen demplot di Dusun Babakan yang memergunakan pupuk organik kemala diakui Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Ciamis Ruswanda. “Hasil panen meningkat cukup signifikan. Pemakaian pupuk organik tidak hanya meningkatkan produksi, akan tetapi juga lebih ramah lingkungan, tanah menjadi lebih subur,” tuturnya.
Sementara itu Vice Presiden Direktur PT Persada Pupuk Indonesia Nefo Handayanto mengungkapkan dari 68 demplot yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, secara keseluruhan hasil panen peningkat setelah memakai puouk organik kemala. Lokasi persawahan, lanjutnya, berbeda mulai dari hamparan luas, sawah di pegunungan, dan tempat lainnya.
“Kami sengaja memilih persawahan dari berbagai kondisi, ada yang hamparan luas, juga di pegunungan dengan pengairan yang terbatas. Selain itu juga kondisi keasaman tanah yang berbeda-beda. Hasil panennya semua menunjukkan peningkatan signifikan,” tutur Nefo Handayanto.
Dia mengungkapkan sebelum menerapkan pemaiakan pupuk organik, sebelumnya sudah melakukan sosialisasi, selain itu juga mengadakan sekolah lapangan yang melibatkan ratusan petani dari berbagai daerah, hingga tahap berikutnya membuat demplot.
“Produktivitas tanaman yang dipupuk organik lebih bagus dibandingkan kimia. Memang, sawah yang dipupuk organik pada panen perdananya tidak begitu banyak. Akan tetapi untuk kedua, ketiga, dan seterusnya panen meningkat signifikan,” kata Nefo.(PR)